Kamis, 20 Oktober 2011

Soal MID Praktek TIK Kelas XI

1.      Aktifkan internet Explorer / mozila
2.      Gunakan Search engine
3.      Down Load soal TIK / matematika (Simpan File tersebut dalam Word)
4.      Up load data tersebut ke blog anda
5.      Buat lah Teks berjalan pada Blog anda, dengan kalimat : " Inilah Blog Kesayangan Ku ”

Minggu, 16 Oktober 2011

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

http://data.tp.ac.id/artikel/34/Pendekatan+Pembelajaran+Kooperatif.htm


Pendekatan Pembelajaran Kooperatif


Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman temannya di Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dan laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan flap individu diberi skor perkembangan.
Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor siswa yang lalu.
Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu. Prosedur ini akan dijelaskan lebih rinci kemudian.
Jigsaw
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu. Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan itu adalah alat ekskresi, seorang siswa mempelajari tentang ginjal, siswa lain mempelajari tentang hati, siswa yang lain lagi belajar tentang paru-paru, dan yang terakhir belajar tentang kulit. Anggota dan kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Dengan demikian terdapat kelompok ahli kulit, ahli ginjal, ahli paru-paru, dan ahli hati.
Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri. Gambar 2 menunjukkan hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli. Menyusul pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa itu dikenai kuis secara individual tentang materi belajar. Dalam Jigsaw versi Slavin, skor tim menggunakan prosedur skoring yang sama dengan STAD. Tim dan individu dengan skor-tinggi mendapat pengakuan dalam lembar pengakuan mingguan atau dengan cara lain.
Investigasi Kelompok (IK)
Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangan selanjutnya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dan kawan-kawan dan Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik.
Dalam penerapan IK ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, bagaimanapun juga, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap IK seperti berikut ini.
  1. Pemilihan topik. Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota flap kelompok menjadi kelompokkelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
  2. Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
  3. Implementasi. Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru skara ketat mengikuti kemajuan hap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
  4. Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana inform asi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
  5. Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru.
  6. Evaluasi. Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dan topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
Pendekatan Struktural
Pendekatan terakhir dalam pembelajaran kooperatif telah dikembangkan oleh Spencer Kagen dkk (Kagen, 1993). Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual.
Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang terkenal, adalah think-pair-share dan numbered-head-together, yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan dua contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial. Berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu think-pair-share.
  • Think-pair-share
    Strategi think-pair-share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu-tunggu. Pendekatan khusus yang diuraikan di sini mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dan Universitas Maryland pada tahun 1985. Ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus di dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam seting seluruh kelompok. Think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Andaikan guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah dikemukakan. Sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Ia memilih untuk menggunakan strategi think-pair-share sebagai gantinya tanya jawab seluruh kelas. Ia menerapkan langkah langkah seperti berikut ini.
    Tahap -1: Thinking (berfikir) 
    Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
    Tahap-2: Pairing. 
    Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi wakth 4-5 menit untuk perpasangan.
    Tahap-3: 
    pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
    • Numberel heads together
      Numberel heads together adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dãlam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah seperti berikut ini.
      Langkah-1Penomoran
      Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggota 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
      Langkah-2: Mengajukan Pertanyaan 
      Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesffik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya “ Berapakah jumlah propinsi di Indonesia?” Atau berbentuk arahan misalnya: “Pastikanlah tiap orang mengetahui 5 buah ibu kota propinsi yang terletak di Pulau Sumatera.”
      Langkah-3: Berpikir Bersama 
      Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan flap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
      Langkah-4: Menjawab 
      Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
      DAFTAR PUSTAKA 1997 Classroom Instruction and Management – Chapter 3Cooperative Learning, McGraw-Hill dalam Mohammad Nur 2005 Pembelajaran KooperatifPSMS Unesa

      Jumat, 14 Oktober 2011

      TUGAS MATEMATIKA PELUANG KEJADIAN MAJEMUK

      Petunjuk :
      1. Tugas hari senin, 17 oktober 2011 
      2. Kerjakan pertanyaan dibawah ini dengan membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
      3. Buatlah resume dari diskusi kelompok tersebut dibuku catatan anda masing-masing


      Soal :
      1. Jelaskan apa yang dimaksud kejadian Majemuk ?
      2. Jelaskan apa yang dimaksud kejadian saling lepas dan tuliskan rumusnya?
      3. Jelaskan apa yang dimaksud kejadian bebas dan tuliskan rumusnya ?
      4. Jelaskan Apa perbedaan antara kejadian lepas dan bebas dan berikan contoh masing-masing?
      5. Jelaskan apa yang dimaksud kejadian bersyarat ?

      Selasa, 11 Oktober 2011

      Pemenang Festival E-Pendidikan

      SELAMAT KEPADA SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III



      Selamat kepada SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, yang telah membawa harum nama Kabupaten Banyuasin di kancah dunia pendidikan Tingkat Provinsi Sumatera Selatan dalam ajang Festival E-Pendidikan 2011.
      Terutama kepada :
      1. Bapak Sadiman, M.Pd. peringkat III pemenang categori Web-Sekolah
      2. Ibu Nila Suyanti, S.Pd. peringkat I pemenang categori MPP (Media Persentase Pembelajaran)
      3. Bpk. Media Harja, S.Pd (saya sendiri) peringkat Harapan I pemenang categori Blog Guru


      Semoga prestasi yang diperoleh ini dapat memacu perkembangan pendidikan di kabupaten Banyuasin menjadi lebih baik lagi.

      Kamis, 06 Oktober 2011

      FESTIVAL E-PENDIDIKAN

      Foto Guru SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III yang ikut serta dalam Festival Pendidikan
      Saya Sendiri( Media Harja, S.Pd), Ardiliansyah, S.Pd, Nila Suyanti, S.Pd, Sri Yusmeinawati, S.Pd dan Amelia Kurniati, S.Pd

      Palembang, 5 Oktober 2011
      Festifal E-Pendidikan dilaksanakan oleh Dinas pendidikan Nasional, kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk seminar,workshop, dan lomba-lomba. Dalam kegiatan tersebut SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III ikut berpartisifasi dalam Kegiatan tersebut, dengan rincian Lomba :
      1. Web Site sekolah diikuti oleh Bpk. Sadiman, M.Pd
      2. Blog Guru diikuti oleh Bpk. Rukanto,S.Pd., Bpk. Media Harja,S.pd, Ibu Amelia Kurniatie, S.Pd,& Bpk. Ardiliansyah, S.Pd
      3. Media Persentase Pembelajaran oleh Ibu Nila Suyanti, S.Pd, Ibu Yusmeinawati, S.Pd, Bpk. Media Harja,S.Pd, Ibu Amelia Kurniatie, S.Pd, & Bpk. Ardiliansyah, S.Pd
      4. E-Roperter diikuti oleh 2 siswa kelas XI

      Selasa, 04 Oktober 2011

      TUGAS MATEMATIKA

      Hari Rabu, 5 Oktber 2010
      Jam Pelajaran :
      ke 1 & 2 : kls XI IPS 2 Ke 3 & 4 : kls XI IPA 1
      Ke 6 & 7 : kls XI IPS 1 Ke 8 & 9 : kls XI IPA 2

      PETUNJUK :
      1.Kerjakan dikerta lembar, buat nama, Kelas dan tanggal
      2.Jawablah dengan berurutan
      3.Setelah waktu selesai , kumpulkan tugas tersebut sama guru piket.



      SOAL :

      1.Banyak permutasi dari 11 unsur yang memuat 3 unsur yang sama, 3 unsur lainnya sama dan 4 unsur lainnya lagi sama ? .....................
      2.Seorang saudagar akan membeli 3 ekor kambing dan 4 ekor kerbau dari seorang yang memiliki 5 ekor kambing dan 5 ekor kerbau. Dengan berapa cara saudagar itu dapat memilikinya .......

      3.Dari 5 ahli fisika, 4 ahli kimia dan 3 ahli matematika dibentuk panitia terdiri dari 6 dengan dipilih sebagai berikut 3 ahli fisika, 2 ahli kimia dan 1 ahli matematika. Dalam berapa carakah hal ini dapat dilakukan ?
      4.Didalam system telpon digunakan 4 huruf yang berbeda A, B, C, D dan 4 angka 1, 2, 3, 4. Carilah banyak maksimum nomor telepon dari system yang dimiliki apabila setiap nomor terdiri dari sebuah huruf dan diikuti dengan 4 angka bilangan angka-angkanya :
      a.Boleh berulang ?
      b.Tidak boleh berulang ?

      SELAMAT BEKERJA

      Minggu, 02 Oktober 2011

      Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor (Numbered Heads Together) Pada Kelas XI IPS 2 Di SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III

      Abstrak

      Media Harja, 2011. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor (Numbered Heads Together) Pada Kelas XI IPS 2 Di SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III

      Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor (Numbered Heads Together) pada kelas XI IPS 2 di SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III dan melihat aktivitas siswa dalam penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor (Numbered Heads Together) pada kelas kelas XI IPS 2 di SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus, tiap siklus dalam penelitian meliputi empat langkah yaitu, (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Subjek yang diteliti adalah 23 siswa kelas XI IPS 2 di SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III tahun pelajaran 2010/2011. Fokus dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor (Numbered Heads Together). Data proses pembelajaran diperoleh dari angket keterlibatan siswa.
      Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan rincian pada Siklus I dan Siklus II diperoleh hasil belajar siswa terjadi peningkatan sebesar 13,05 % dan aktivitas keterlibatan siswa terjadi peningkatan sebesar 30,44 %.
      Berdasarkan data penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI kelas XI IPS 2 di SMA PLUS Negeri 2 Banyuasin III.

      Kata Kunci :
      Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor (Numbered Heads Together).

      Trigononetri

      Rumus-Rumus Trigonometri Jumlah Dan Selisih Dua Sudut
      • Sin (A+B) = sin A cos B + cos A sin B
      • Sin (A-B) = sin A cos B - cos A sin B
      • Cos (A+B) = cos A cos B – sin A sin B
      • Cos (A-B) = cos A cos B + sin A sin B
      • Tan (A+B) =
      • Tan (A-B) =
      Rumus perkalian sinus dan cosinus
       2 sin A . cos B = sin (A+B) + sin (A - B)
       2 cos A . sin B = sin (A+B) – sin (A – B)
       2 cos A . cos B = cos (A+B) + cos (A - B)
       2 sin A . sin B = - cos (A+B) + cos (A – B)


      Rumus jumlah dan selisih sinus dan cosinus
       sin A + sin B = 2 sin ½(A+B). Cos ½(A-B)
       sin A - sin B = 2 cos ½(A+B). sin ½(A-B)
       cos A + cos B = 2 cos ½(A+B). Cos ½(A-B)
       cos A - cos B = -2 sin ½(A+B). sin ½(A-B)
      Rumus trigonometri sudut rangkap
       sin 2A = 2 sin A . cos A
       cos 2A = cos2A – sin2A

      FACEBOOK

      PENGIKUT

      BUKU TAMU