BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penerapan
kurikulum 2013 diharapkan mampu merubah paradigma bahwa proses pembelajaran
matematika yang berlangsung selama ini, masih banyak didominasi oleh pendidik,
dimana pendidik sebagai sumber utama pengetahuan dan peserta didik hanya
diberitahu bukan mencari tahu. Keberadaan pendidik dalam suatu lingkungan
sekolah memegang peranan penting dalam pembelajaran tidak dapat disangkal lagi.
Metode yang digunakan banyak menuntut keaktifan pendidik dalam proses
pengajaran di kelas, sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
seperti hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat apa yang diterangkan
pendidik di depan kelas. Dan akhirnya peserta didik tidak terlatih untuk
berpikir mengembangkan ide memantapkan pemahaman tentang suatu konsep.
Hasil
penelitian TIM pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) Universitas
Sriwijaya tahun 2011 tentang Ujian Nasional untuk Provinsi Sumatera Selatan
dalam tiga tahun terakhir peserta didik mengalami kesulitan dalam pemahaman
konsep materi integral volume benda putar termasuk yang bermasalah.
Menurut
Siagian & Maya (2012) Kesulitan peserta didik dalam belajar matematika
disebabkan oleh cara pendidik menyampaikan materi pelajaran yang sulit diterima
peserta didik. Kenyataan seperti ini
membuat pengajaran menjadi tidak
menarik, sehingga peserta didik tidak
tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya mengakibatkan penguasaan
terhadap matematika menjadi relatif rendah. Pengajaran yang berpusat pendidik
sudah sewajarnya diubah pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Proses
pendidikan dan pengajaran yang ideal pada hakikatnya merupakan suatu ajakan
seorang pendidik untuk mengantarkannya seorang peserta didik ke tujuan
belajarnya dengan cara menyediakan situasi dan kondisi serta fasilitas yang
kondusif sehingga lahirlah suatu interaksi edukatif yang harmonis. Dimana
pendidik lebih berpesan sebagai organisator, motivator, fasilitator dan
evaluator. (Prawoto dalam Usman, 38:2013).
Salah
satunya strategi untuk mengatasi problem pembelajaran matematika yang terjadi
diatas yaitu pendidik dapat memilih strategi dan model pembelajaran yang tepat
sehingga tercapai hasil yang maksimal mungkin. Dalam pembelajaran pendidik
harus mengajar seefektif dan mengajar bagaimana peserta didik belajar.
Menurut
Paradesa (2010:95) Tahapan penting dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih
atau menentukan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu peserta didik
mencapai kompetensi. Selanjutnya Menurut Moore (2005) Menjabarkan materi pokok
dalam bahan ajar yang lengkap dimana isi materi harus dipilih dan diatur agar
sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai menjadi tugas pendidik.
Bahan
ajar saat ini selain buku adalah bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah membawa perubahan pada materi pembelajaran. Menurut Dick dan Carey (1978)
menyatakan ada dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi ajar yang tertulis (written) dan materi ajar yang di
mediakan (mediated) atau disebut materi
ajar cetak (print material) dan non
cetak (non printed). Untuk itu dalam
pembelajaran matematika di harapkan materi pembelajaran menggunaan komputer,
karena komputer bisa menyajikan materi dalam bentuk grafis dan audio-video,
tetapi tidak semua materi pelajaran matematika dalam kurikulum bisa disajikan
dalam komputer.
Salah
satu aplikasi dalam komputer yang dapat membantu proses pembuatan materi
pembelajaran matematika yang sangat popular adalah software Microsoft Power Point. Menurut Rusman (295:2012) Microsoft Power Point merupakan program
aplikasi presentasi yang polpular dan paling banyak digunakan saat ini untuk
berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, lokakarya dan sebagainya.
Penggunaan
aplikasi komputer dalam pembelajaran matematika ini sejalan dengan penerapan kurikulum
2013, Menurut Depdiknas (2013) Ciri pembelajaran kurikulum 2013 antara lain: berpusat
pada peserta didik, interaktif, jejaring, aktif, kelompok, multimedia dan
kritis. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Harja (2013) Dalam proses
pembelajaran matematika hendaknya senantiasa menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi dengan pemanfaatan komputer dan internet.
Berdasarkan
uraian diatas, peneliti mengembangkan bahan ajar matematika integral volume
benda putar menggunakan Microsoft Power
Point yang berisi materi dan contoh soal, latihan soal, soal evaluasi, soal
remedial dan soal pengayaan. Dalam hal ini penulis mengambil judul “ Pengembangan Bahan Ajar Integral Volume Benda Putar Menggunakan Microsoft Power Point Di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III “.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana mengembangkan bahan ajar
integral volume benda putar menggunakan microsoft power point ?
2.
Apakah bahan ajar integral volume benda
putar menggunakan microsoft power point memiliki efek potensial terhadap hasil
belajar di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin
III?
C.
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai dari penulisan ini, yaitu :
1. Menghasilkan
bahan ajar integral volume benda putar menggunakan microsoft
power point
2. Melihat
efek potensial bahan ajar integral volume benda putar menggunakan microsoft
power point terhadap hasil belajar
di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III?
D.
Manfaat
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Sekolah
dapat motivasi untuk meningkatan pemanfatan dan penggunaan teknologi dalam
proses pembelajaran disekolah
2. Pendidik
dan peserta didik dapat menjadikan bahan ajar ini sebagai alternatife materi
pembelajaran matematika materi integral volume benda putar di sekolah.